Kava atau kava kava, demikian lebih sering disebut, merupakan tumbuhan kecil dari pulau-pulau tropis. Nama asli kava adalah hawa, dari Tongan dan Polynesian, artinya ‘manis’; Nama lain untuk kava adalah ʻawa, ‘kava’, ‘tantra, ʻaa,’ saikau ‘,’ malok ‘, dan memfitnah atau aloha. Nama-nama ini berasal dari daun, kulit kayu, dan bunga tanaman. Belakangan ini, kava telah berkembang menjadi minuman beralkohol yang sangat kuat, populer di Jepang, Korea Selatan, dan banyak negara lain.

Kava telah digunakan selama berabad-abad sebagai stimulan ringan di wilayah Pasifik. Ini sering digunakan untuk meredakan depresi dan kecemasan, misalnya. Seperti namanya, kava meningkatkan jumlah serotonin, zat kimia yang secara alami ada di otak. Namun, fungsi pasti bahan kimia ini belum diketahui. Namun, diduga bahwa kava bekerja dengan meningkatkan jumlah serotonin di otak, yang merupakan bagian dari studi yang sedang berlangsung yang dilakukan oleh perusahaan farmasi.

Meski bisa dikonsumsi dalam dosis sedang, kava sudah dilarang di beberapa negara, seperti Rusia dan Thailand. Meskipun dilarang di Rusia dan Thailand, penelitian menemukan bahwa kava memiliki efek menguntungkan pada depresi, terutama pada mereka yang menderita gangguan kecemasan umum.

Kava Untuk Depresi - Apakah Kava Baik Atau Buruk? zat kimia yang

Popularitas Kava sebagian besar disebabkan oleh status tanaman yang relatif baru sebagai minuman keras. Tidak seperti banyak tumbuhan lainnya, kava dapat dikonsumsi tanpa diseduh sebagai minuman. Ini diambil dalam bentuk tablet, yang bisa diminum di malam hari sebelum tidur malam.

Salah satu efek samping utama kava adalah kantuk. Diyakini bahwa ini mungkin karena sifat obat penenang kava. Obat penenang juga dapat disebabkan oleh fakta bahwa kafein dalam kava mempengaruhi sistem saraf pusat. Hasilnya adalah pengguna kava mungkin tidak dapat berpikir jernih dan mungkin sulit tidur.

Efek samping lain dari kava mempengaruhi memori. Kava menyebabkan perubahan cara otak memproses informasi. Pengguna Kava mungkin merasa sulit untuk mengingat sesuatu atau mudah terganggu.

Adapun efek samping kava, bahan utamanya adalah asam kappa-hidroksibutirat (juga dikenal sebagai KHA), zat yang berasal dari knotweed Jepang. KHA berasal dari akar tanaman dan dikenal efektif dalam mengobati penyakit hati dan ginjal. Namun, ramuan ini belum terbukti efektif untuk mengatasi depresi.

Kava Untuk Depresi - Apakah Kava Baik Atau Buruk? Dua bahan yang

Kava juga telah terbukti meningkatkan aliran darah. Alasannya adalah karena meningkatkan kadar oksigen di otak, sehingga meningkatkan sirkulasi. Diperkirakan bahwa proses ini meningkatkan efisiensi otak, memungkinkan lebih banyak nutrisi masuk ke dalam sel.

Karena risiko penggunaan jangka panjang, sekarang ada beberapa suplemen herbal yang dirancang untuk melawan efek samping kava. Suplemen terbaik adalah kombinasi herbal yang menggabungkan aspek positif dari setiap bahan. Ada juga bahan alami yang dapat digunakan sebagai produk yang berdiri sendiri, selain kava.

Dua bahan yang paling umum digunakan untuk suplemen herbal ini adalah teh hijau dan terapi perilaku kognitif. Teh hijau membantu meningkatkan kadar serotonin tubuh dengan mengurangi hormon stres seperti kortisol dan adrenalin. Ini meningkatkan relaksasi dan tidur yang lebih baik.

Terapi perilaku kognitif menggunakan metode penguatan positif seperti relaksasi otot progresif dan self-hypnosis. Metode ini digunakan bersamaan dengan perubahan pola makan untuk membantu pasien meningkatkan mood. Mereka sering dikombinasikan dengan herbal seperti St. John’s Wort, chamomile dan ginkgo biloba untuk mendapatkan hasil terbaik.

Kava Untuk Depresi - Apakah Kava Baik Atau Buruk? adalah kombinasi

Depresi adalah kondisi yang sulit untuk diobati. Jika Anda menderita depresi, kava mungkin bukan untuk Anda.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *