Glukosa, gula sederhana, adalah monosakarida, salah satu kategori gula. Artinya molekul glukosa tersusun dalam empat rantai berbeda yang masing-masing rantai mengandung empat karbon (CH). Molekul glukosa terdiri dari tiga jenis molekul gula, yaitu glyconutrients, glycolipid dan glukosakarida. Molekul glukosa adalah unit dasar energi dan ketiga jenis molekul ini membentuk sistem enzim yang mengubah gula menjadi energi.
Tubuh manusia dapat memetabolisme glukosa menjadi dua bentuk, glikogen dan glukosa. Glikogen digunakan oleh tubuh sebagai penyimpan energi. Ketika tidak ada cukup makanan atau pasokan karbohidrat, tubuh memiliki pilihan untuk membakarnya untuk bahan bakar atau menyimpannya sebagai glikogen. Energi yang disimpan ini, yang disebut cadangan energi, kemudian dapat digunakan sebagai bahan bakar pada saat dibutuhkan.
Ketika glukosa dicerna dalam aliran darah atau dicerna di hati, ia bergerak dari hati ke sel di mana glukosa digunakan sebagai bahan bakar. Glukosa kemudian berpindah dari sel ke otot, disimpan sebagai glikogen, sampai energi yang disimpan habis. Ketika glukosa habis di satu area, itu dikirim ke area lain untuk digunakan sebagai bahan bakar atau digunakan sebagai penyimpanan energi.
Tidak jelas apakah glukosa berperan dalam metabolisme lemak atau tidak.
Meskipun banyak penelitian menunjukkan bahwa keberadaan glukosa dalam aliran darah mungkin terkait dengan pelepasan glukosa ke dalam sel lemak, penelitian lain belum menemukan adanya hubungan antara jumlah glukosa dan pelepasan glukosa ke dalam sel lemak. Beberapa ahli percaya bahwa glukosa dapat meningkatkan penyimpanan lemak di dalam sel lemak.
Selama hidup seseorang, kadar gula darah bervariasi antara periode konsentrasi rendah dan tinggi. Kadar glukosa darah biasanya berubah dari waktu ke waktu tergantung pada seberapa banyak karbohidrat dan protein yang dibutuhkan tubuh untuk memenuhi kebutuhan energi. Kadar glukosa darah juga bervariasi selama kehamilan, pubertas, saat kadar insulin menurun dan selama periode penyakit atau sakit. Glukosa dapat disimpan di hati, otot dan tulang.
Sebuah studi yang dilakukan oleh para ilmuwan di University of Edinburgh di Skotlandia menunjukkan bahwa glukosa memiliki hubungan yang kompleks dengan metabolisme tubuh kita. Glikogen dan glukosa memiliki peran berbeda dalam tubuh kita. Glikogen disimpan di hati, sedangkan glukosa disimpan di otot dan tulang.
Seperti yang disebutkan di atas, glukosa memainkan peran utama dalam metabolisme glukosa dan timbunan lemak di tubuh. Selain itu, juga berperan dalam proses pencernaan, penguraian protein, penggunaan oksigen dan energi. Ini juga membantu tubuh memecah lemak di usus.
Glukosa juga dapat berperan dalam produksi energi, karena dikatakan sebagai sumber energi penting dan sumber energi untuk sel-sel otak. Glukosa juga dapat membantu mengurangi efek insulin pada kadar gula darah kita dengan membuat fungsi hati lebih baik.
Studi juga menunjukkan bahwa diet rendah lemak yang dikombinasikan dengan konsumsi glukosa dapat sangat meningkatkan produksi energi dan membantu seseorang untuk mengontrol kadar gula darahnya. Karena tubuh membutuhkan glukosa untuk menjaga dirinya sendiri, ketika menggunakan glukosa, tubuh memproduksi insulin. Insulin biasanya mengontrol dan mengatur kadar glukosa dalam aliran darah.
Menurut para ahli, agar program diet rendah lemak bekerja efektif, Anda perlu mengganti karbohidrat dengan gula seperti buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian. Alih-alih menggunakan makanan olahan dan makanan berkalori tinggi, pilihlah biji-bijian, biji-bijian, buah-buahan, sayuran, dan sereal.
Selain itu, Anda perlu menghindari makan makanan yang kaya lemak.
Gula, garam, dan kolesterol tidak diperbolehkan dalam program diet rendah lemak. Makanan ini dapat menyebabkan penambahan berat badan serta masalah kesehatan, terutama pada penderita diabetes dan hipertensi.
Rencana diet rendah lemak secara signifikan dapat menurunkan jumlah lemak dalam makanan Anda, sehingga menurunkan kadar glukosa dan kolesterol Anda. Selain itu, dapat meningkatkan penurunan berat badan dengan membuat tubuh lebih efisien dalam memproses lemak. Karena lemak tidak disimpan di dalam tubuh, diet rendah lemak juga dapat membantu mengurangi risiko penyakit jantung.